Monday, December 11, 2017

Pengertian dan Manfaat Tanaman Cover Crops Beserta Contohnya



Tanaman Penutup Tanah (Cover Crop) 


Tanaman penutup tanah atau yang lebih dikenal dengan sebutan cover crop adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman  kerusakan oleh  erosi dan  atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah.
Tanaman penutup tanah berperan: (1) menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, (2) menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan (3) melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Tumbuhan atau tanaman yang sesuai untuk digunakan sebagai penutup tanah dan digunakan dalam sistem pergiliran tanaman harus memenuhi syarat-syarat (Osche et al, 1961): (a) mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji, (b)  mempunyai sistem perakaran yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah yang tinggi, (c) tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun, (d) toleransi terhadap pemangkasan, (e) resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan, (f) mampu menekan pertumbuhan gulma, (g) mudah diberantas jika tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya, (h) sesuai dengan kegunaan untuk reklamasi tanah, dan (i) tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.
Cover crop atau tanaman penutup umumnya adalah tanaman yang berasal dari famili legumineceae (tanaman legume/ kacang-kacangan). Cover crop atau tanaman penutup tanah berperan sebagai penahan kelembaban tanah di daerah perkebunan khususnya perkebunan kelapa sawit dan karet. Selain berfungsi menjaga kelembaban tanah di areal sekitar perkebunan, cover crop juga memiliki peran sebagai penggembur tanah.
Tanaman jenis legume, memiliki akar yang biasanya bersimbiosis dengan bakteri rhizobium yang dapat mengikat nitrogen (N) secara langsung dari udara. Selain itu, perakarannya tidak terlalu dalam dan merupakan akar serabut, sehingga akar tanaman penutup ini dapat membuat tanah tetap gembur. Dengan adanya tanaman penutup kelembaban tanah dapat terjaga dengan baik. Tanaman penutup biasanya ditanam secara tumpang sari.
Cover crop/ tanaman penutup dapat meningkatkan kualitas tanah dengan meningkatkan tingkat bahan organik tanah melalui input tutupan biomassa tanaman dari waktu ke waktu.
Kualitas tanah dikelola untuk menghasilkan situasi optimal untuk tanaman berkembang. Faktor utama kualitas tanah adalah salinasi tanah, pH, keseimbangan mikroorganisme dan pencegahan kontaminasi tanah.
Fungsi Cover Crop
Cover Crop atau tanaman penutup tanah memiliki fungsi dalam pengendalian Air, pengendalian gulma, pengendalian penyakit, dan pengendalian hama.
Pengendalian Air
            Dengan mengurangi erosi tanah, tanaman penutup seringkali juga mengurangi baik tingkat dan kuantitas air yang mengalir di luar lapangan, yang biasanya akan menimbulkan risiko lingkungan perairan dan ekosistem hilir (Dabney et al 2001). Cover biomassa tanaman bertindak sebagai penghalang fisik antara curah hujan dan permukaan tanah, sehingga air hujan untuk terus menetes ke bawah melalui profil tanah. Dengan resapan air meningkat, potensi untuk penyimpanan tanah air dan pengisian kembali akuifer dapat ditingkatkan (Joyce et al 2002).
            Ketika tanaman penutup tanah adalah dimasukkan ke dalam tanah, atau ditinggalkan di permukaan tanah, sering kali meningkatkan kelembaban tanah. Dalam situasi petani lainnya mencoba untuk mengeringkan tanah secepat mungkin akan memasuki musim tanam.
            Di sini kelembaban konservasi tanah dapat menjadi masalah yang berkepanjangan. Sementara tanaman penutup dapat membantu untuk melestarikan air, di daerah beriklim sedang, mereka dapat penarikan pasokan air tanah di musim semi, terutama jika kondisi pertumbuhan iklim yang baik.
            Dalam kasus ini, tepat sebelum tanam, petani seringkali menghadapi tradeoff antara manfaat dari peningkatan pertumbuhan tanaman penutup dan kekurangan mengurangi kelembaban tanah untuk produksi tanaman kas musim itu.
Pengendalian Gulma
            Tanaman penutup tebal berdiri juga sering bersaing dengan gulma selama masa pertumbuhan tanaman penutup tanah, dan dapat mencegah biji gulma yang paling berkecambah dari menyelesaikan siklus hidup mereka dan mereproduksi. Jika tanaman penutup yang tersisa pada permukaan tanah daripada dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau setelah pertumbuhan yang dihentikan, dapat membentuk tikar hampir tak tertembus. Hal ini secara drastis mengurangi transmitansi cahaya untuk bibit gulma, yang dalam banyak kasus mengurangi tingkat perkecambahan biji gulma (Teasdale 1993).
            Lebih jauh lagi, bahkan ketika benih gulma berkecambah, mereka sering kehabisan energi yang tersimpan untuk pertumbuhan sebelum membangun kapasitas struktural yang diperlukan untuk menembus lapisan mulsa tanaman penutup. Hal ini sering disebut tanaman penutup melimpahi efek (Kobayashi et al 2003).
            Beberapa tanaman penutup menekan pertumbuhan gulma baik selama dan setelah kematian. Selama pertumbuhan tanaman pelindung ini bersaing keras dengan gulma untuk ruang yang tersedia, ringan, dan nutrisi, dan setelah kematian mereka melimpahi berikutnya flush gulma dengan membentuk lapisan mulsa di permukaan tanah (Blackshaw et al, 2001).
Pengendalian Hama dan Penyakit
            Beberapa tanaman penutup digunakan sebagai apa yang disebut "tanaman perangkap", untuk menarik hama menjauh dari tanaman utama dan terhadap apa yang hama lihat sebagai habitat yang lebih baik (Shelton dan Badenes-Perez 2006). Perangkap areal tanaman dapat didirikan dalam tanaman, dalam pertanian, atau dalam lanskap.
            Dalam banyak kasus, tanaman perangkap ditanam selama musim yang sama dengan tanaman pangan yang dihasilkan. Luas lahan terbatas diduduki oleh tanaman perangkap dapat diobati dengan pestisida sekali hama tertarik ke dalam perangkap dalam jumlah yang cukup besar untuk mengurangi populasi hama. Dalam beberapa sistem organik, petani akan mendapat manfaat selama tanaman perangkap dengan bekerja sebagai vakum yang berukuran besar secara fisik menarik dari hama tanaman dan keluar dari lapangan (Kuepper dan Thomas 2002). Tanaman pelindung lainnya digunakan untuk menarik predator alami hama dengan menyediakan unsur-unsur habitat mereka. Ini adalah bentuk kontrol biologis dikenal sebagai habitat augmentasi, tetapi dicapai dengan menggunakan tanaman penutup (Bugg dan Waddington 1994). Para peneliti menemukan bahwa beberapa penanaman tanaman pelindung yang berbeda polongan (seperti kacang bel, vetch woollypod, Selandia Baru semanggi putih, dan kacang musim dingin Austria) disediakan serbuk sari yang cukup sebagai sumber makanan menyebabkan peningkatan populasi musiman di Congdon, yang dengan waktu yang baik berpotensi cukup memperkenalkan tekanan predator untuk mengurangi populasi hama thrips jeruk (Grafton-Cardwell et al. 1999).
            Dengan cara yang sama bahwa sifat allelopati tanaman penutup dapat menekan gulma, mereka juga dapat mematahkan siklus penyakit dan mengurangi populasi penyakit bakteri dan jamur (Everts 2002), dan nematoda parasit (Potter et al. 1998, Vargas-Ayala dkk. 2000 ). Spesies dalam keluarga Brassicaceae, seperti mustard, telah banyak ditunjukkan untuk menekan populasi penyakit jamur melalui pelepasan zat kimia beracun alami selama degradasi senyawa glucosinolade pada jaringan tanaman sel mereka (Lazzeri dan Manici 2001).
Legume Cover Crop (LCC)
            Tanaman kacang-kacangan, terutama tanaman penutup tanah leguminosa, kedelai dan leguminosa pohon pada dasarnya memerlukan bantuan bakteri pembentuk bintil akar yang infektif dan efektif untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Kebutuhan ini menjadi sangat vital jika tanaman tersebut diusahakan pada tanah-tanah marginal yang umum terdapat di Indonesia. Pada tanah jenis ini, aktivitas mikroba secara umum tergolong sangat rendah, sehingga untuk tanaman kacang-kacangan inokulum bakteri tersebut mutlak diperlukan untuk mencapai hasil yang ekonomis.
            Tanaman kacangan merupakan tanaman penutup tanah (Cover Crop) yang sangat berguna untuk mencegah erosi dan melindungi tanah dari sinar matahari yang terlalu terik dan dapat juga melindungi permukaan tanah dari air hujan dan mengurangi erosi terutama pada tanaman yang permukaannya miring, curam, atau bergelombang sehingga mengurangi kehilangan unsur hara akibat pencucian, serta berfungsi mengembalikan unsur hara yang tercuci dari lapisan dalam dan permukaan tanah. Tanaman kacangan yang telah menutup tanah juga dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga biaya untuk pengendalian gulma dapat ditekan.
            Tanaman kacang-kacangan penutup tanah adalah setiap tanaman tahunan, dua tahunan, atau tahunan tumbuh sebagai monokultur (satu jenis tanaman tumbuh bersama-sama) atau polikultur (beberapa jenis tanaman tumbuh bersama-sama).
Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah (LCC) pada tanaman karet
LCC memiliki banyak manfaat, beberapa manfaat langsung yang ditimbulkan dari penggunaan LCC pada pertanaman karet di antaranya : a). Meningkatkan kesuburan tanah, b). Melindungi tanah dari erosi, c). Memperbaiki sifat fisik tanah, d). Memperpendek masa TBM, e). Meningkatkan produksi karet, f). Mengurangi serangan Jamur Akar Putih (JAP), g). Mempertinggi homogenitas tanaman, h). Mempercepat regenerasi kulit pulihan.
Beberapa jenis LCC yang dianjurkan sebagai tanaman penutup tanah ada tanaman karet adalah sebagai berikut :
1. Centrosema pubescens Benth.
2. Calopogonium mucunoides Desv. (Roxb.)
3. Pueraria phaseoloides (Roxb.) Benth.
4. Pueraria javanica.
5. Calopogonium cearuleum Hemsl.
6. Centrosema plumeri (Turp. Ex Pers.) Benth.
7. Psophocarpus palustris Desv.
8. Pueraria thunbergiana (S & Z.) Benth.
9. Mucuna cochinchinensis.
10. Mucuna bracteata.
Dari beberapa jenis LCC tersebut di atas, saat ini Mucuna bracteata merupakan jenis yang paling banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan yaitu : pertumbuhannya cepat, produksi biomassa tinggi, tahan terhadap naungan, tahan terhadap kekeringan, menekan pertumbuhan gulma, dan tidak disukai ternak. Pemeliharaan LCC sebaiknya dilakukan secara berkala sejak LCC ditanam di lapangan. Pada tanaman karet, LCC umumnya ditanam di antara barisan tanaman (gawangan). Tindakan pemeliharaan meliputi : pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama penyakit, dan pemurnian.
Pengendalian gulma pada LCC dimulai sejak dua minggu atau satu bulan setelah tanam sampai LCC menutup sempurna. Penegdalian gulma dapat dilakukan secara manual maupun kimia. Penyiangan secara manual menggunakan tenaga manusia, umumnya tidak cukup dilakukan satu atau dua kali. Penyiangan ulangan dapat dilakukan dengan selang waktu 2-3 minggu. Penyiangan secara kimia dapat ditempuh dengan menggunakan herbisida. Herbisida pra-tumbuh disemprotkan di alur tanaman LCC satu hari setelah LCC ditanam. Jenis herbisida yang digunakan adalah prometryne, ametryne, alachor, dan triazine dengan dosis masing-masing 2,0 kg a.i/ha, 1,5 kg ai/ha, dan 2,75 kg a.i/ha. Herbisida purna-tumbuh yaitu herbisida yang disemprotkan setelah gula tumbuh di areal LCC. Untuk keperluan tersebut dapat digunakan herbisida dengan bahan aktif paraquat.
Penyemprotan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur + 3 minggu dengan dosis 1,5-2,5 l/ha. Penyemprotan kedua dilakukan 3-4 minggi setelah penyemprotan pertama dengan dosis 0,75-1,5 l/ha, sedangkan penyemprotan ketiga dilakukan dengan dosis 0,5 l/ha pada jalur gulma bila masih diperlukan.
Hama yang menyeranga tanaman LCC di antaranya : ulat penggulung daun Nacoleia diemenalis, ulat jengkal Mocis undata, belalang Valanga niqricornis, kumbang dengung Holotrichia bidentata, kepik penghisap daun Chauliopsbisontula, dan kumbang moncong Hypomeces squamosus. Hama-hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida Endosulfan dengan dosis 1.120 gr bahan aktif dalam 124 liter air, Methomyl 560 gr bahan aktif dalam 124 lite air, dan Tetra chloryinphos 1.120 gr bahan aktif dalam 124 liter air.
Pemurnian LCC dapat dilakukan secara manual maupun kimia tergantung banyaknya gulma yang tumbuh. Pemilihan herbisida dan teknik aplikasinya tergantung kepada komposisi gulma yang mencemari LCC. Persyaratan pemurnian LCC agar dapat berhasil adalah : a). umur LCC lebih dari 1 tahun, b). tajuk tanaman karet belum menutup, c). pencemaran gulma + 50%, dan d). penyemprotan dilakukan menjelang musim hujan. Gulma rumput dan berdaun lebar dikendalikan dengan herbisida Fusalie 1,5-2,0 l/ha dengan volume semprot 500 l/ha air pelarut, gulma semak berkayu dengan herbisida Tordon 0,75-1,0 l/ha atau 2,4 D-amine 1,5-2 l/ha dengan volume semprot 500 l/ha air pelarut, sedangkan gulma mikania dikendalikan dengan herbisida yang sama dengan gula berkayu namun dengan volume tinggi

Monday, November 27, 2017

Pengertian Mulsa Dalam Pertanian dan Keuntungan Maupun Kerugiannya

1. Pengertian Mulsa
       Mulsa adalah suatu bahan penutup daerah tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik. Misalnya mulsa digunakan pada tanaman cabe.Pemakaian mulsa dapat memberikan keuntungan dalam budidaya tanaman dan kerugian dalam menggunakan mulsa yang mempunyai berdampak pada lingkungan. Maka diperlukan pengetahuan tentang mulsa dengan harapan informasi ini dapat meningkatkan hasil produksi pertanian karena telah memahami tentang  mulsa. Mari simak informasi dibawah ini.

a. Keuntungan menggunakan mulsa
  1. Melindungi permukaan tanah dari guyuran hujan, erosi dan kehilangan tanah.
  2. Menekan pertumbuhan gulma sehingga dapat menekan biaya tenaga kerja untuk penyiangan.
  3. Membantu menjaga suhu tanah serta mengurangi penguapan sehingga dapat mempertahankan kelembapan.
  4. Menyimpan air.
  5. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah.
b. Kelemahan menggunakan mulsa     
  1. Membutuhkan tambahan biaya untuk membeli bahan mulsa (plastik) dan pemasangannya di lapangan
  2. Menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan mikroorganisme musuh tanaman, misalnya patogen penyebab damping-off dan busuk akar.
  3. Pada musim kemarau, mulsa kering sangat riskan terhadap bahaya kebakaran.
  4. Tidak dapat digunakan saat iklim terlalu basah.
 Selain mulsa memiliki beragam keuntungan dan kelemahan. Mulsa juga mempunyai dua macam yaitu sebagai berikut.

c. Macam-macam mulsa

1. Mulsa Organik
      Mulsa organik adalah sisa-sisa tanaman yang disebar di permukaan tanah. Sisa tanaman dapat berupa serasah tanaman (gulma), cabang, ranting, batang maupun daun-daun bekas tanaman atau sisa tanaman hasil panen. Mulsa dapat melindungi tanah dari terpaan hujan, erosi, menjaga struktur, menambah kesuburan tanah serta menghambat pertumbuhan gulma. Mulsa organik berasal dari bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami dan alang-alang. Mulsa organik diberikan setelah tanaman /bibit ditanam.
        Keuntungan mulsa organik adalah dan lebih ekonomis (murah), mudah didapatkan, dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah. Contoh mulsa organik adalah alang-alang/ jerami, ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya. Kekurangan penggunaan mulsa organik meliputi :
  • Tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya saat musim panen tadi.
  • Hanya tersedia di sekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari pusat budidaya padi membutuhkan biya ekstra untuk transportasi
  • Tidak dapat digunakan lagi untuk masa tanam berikutnya.
2. Mulsa Non-organik
       Mulsa non – organik adalah material penutup tanaman budidaya yang terbuat dari bahan sintetis misalnya saja plastik. Mulsa non organik ini bisa dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya :
  1. Mulsa plastik
           Meliputi bahan – bahan plastik dan bahan – bahan kimia lainnya. Bahan – bahan plastik berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar matahari yang beragam. Bahan plastik yang saat ini sering digunakan sebagai bahan mulsa adalah plastik transparan, plastik hitam, plastik perak, dan plastik perak hitam.
              Gambar 1. Mulsa
          Kelebihan dari jenis mulsa ini adalah : dapat di peroleh setiap saat , memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung jenis plastik, dapat menekan erosi, mudah di angkut sehingga dapat digunakan di setiap tempat, menekan pertumbuhan tanaman pengganggu , dan dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung perawatan bahan mulsa Kekurangannya adalah : Tidak memiliki efek menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk dan Harganya relatif mahal.      Penggunaan mulsa plastik, terutama mulsa plastik hitam perak, dalam produksi sayuran yang bernilai ekonomis tinggi seperti cabai, tomat, terong, semangka, melon dan mentimun, semakin hari semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap produk sayuran tersebut. Meskipun penggunaan mulsa plastik ini memerlukan biaya tambahan, tetapi nilai ekonomis dari hasil tanaman mampu menutupi biaya awal yang dikeluarkan. Jenis mulsa plastik umumnya dibedakan berdasarkan warna dan intesitas cahaya yang dapat diteruskan, beberapa warna antara lain: mulsa plastik bening, mulsa plastik putih, mulsa plastik perak, mulsa plastik hitam, mulsa plastik merah, mulsa plastik biru, mulsa plastik perak perak (mulsa plastik CPP Metalizing) dimana kedua permukaan berwarna perak, dan mulsa plastik hitam perak (MPHP) yang salah satu permukaan berwarna hitam, permukaan lainnya berwarna perak.
            Warna mulsa akan menentukan energi radiasi matahari yang diterima dan berdampak pada suhu lapisan olah tanah, selain itu cahaya yang dipantulkan permukaan mulsa berpengaruh kepada kondisi lingkungan sekitar tanaman. Dari sekian jenis plastik mulsa yang paling banyak digunakan adalah jenis mulsa plastik hitam perak (MPHP). Warna hitam untuk menjaga kelembaban tanah, menghalangi pertumbuhan gulma/rumput liar, sedangkan warna perak untuk memantulkan sinar matahari untuk mengurangi penguapan air tanah.
  2. Mulsa anorganik
             Meliputi semua bahan batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil, batu koral, pasir kasar, batu bata, dan batu gravel. Untuk tanaman semusim, bahan mulsa ini jarang digunakan. Bahan mulsa ini lebih sering digunakan untuk tanaman hias atau pot.
      Sekian artikel ini saya buat jika ada kurangnya maupun pembaharuan tentang pengetahuan mulsa ataupun saran bisa langsung berkomentar dibawah ini. Hal ini bertujua supaya artikel ini berkualitas dan dapat memberikan informasi kepada para pembaca maupun seluruh manusia.

Salam Mahasiswa.

Thursday, November 23, 2017

Pembangunan Sektor Pertanian untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Indonesia


     Guys ternyata Pertanian merupakan sektor penting untuk meningkatkan perekonomian Di Indonesia. Seperti amanat dalam GBHN yang menempatkan "prioritas pembangunan diletakkan dalam bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian, pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan". Yuk ikuti bacaan berikut ini guys. Chek it out.

1. Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekonomi menurut kuznets (1964) dan todaro (2000) :
    
a. Pertanian sebagai penyerap tenaga kerja
       BPS (badan pusat statistika) menyatakan bahwa penduduk indonesia kebanyakan bekerja pada bidang pertanian pada februari 2017. Sektor pertanian merupakan peluang sangat tinggi untuk menjadikan suatu wirausaha selama manusia masih butuh makan. Dan kebanyakan penduduk Di Pedasaan bekerja sebagai buruh tani dan petani. Karena memang salah satu kehiatan dominan sehingga menjadikan pekerjaan ini banyak yang menyerap tenaga kerja.

b. Kontribusi terhadap pendapatan
        Bahan makanan pokok Di Negara Indonesia yang ditanam adalah tanaman padi. Sebagian besar persawahan petani menananm padi. Pada saat musim panen sangat dibutuhkan tenaga kerja untuk memanen padi. Hal ini dapat menambahkan pendapatan peroarangan maupum membantu negara untuk menjadikan rata-rata pendapatan negara ini sangat tinggi serta membantu untuk memperbaiki perekonomian Indonesia.

c. Kontribusi dalam penyedia pangan
      Selama ini Indonesia sudah tidak melakukan pengimporan beras pada negara lain. Di tahun 2017 Indonesia mulai merayap untuk melakukan swasembada beras. Langkah ini menyatakan bahwa Indonesia sudah mampu menyediakan bahan pangan sendiri.  Dan sudah dipastikan bahwa sumber makanan manusia semua berasal dari produk pertanian yang diolah sedemikian rupa untuk memenuhi ketersediaan pangan. Maka bidang pertanian merupakan kontribusi dalam menyediakan pangan untuk kelangsungan hidup umat manusia.

Tahap-Tahap Pembangunan Pertanian


1) Pertanian Tradisional ( Subsisten ). 

      Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja yang merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produkivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Penggunaan modal sangat sedikit sekali, sedangkan tanah dan tenaga kerja manusia merupakan factor produksi yang dominan. 
                                              Gambar 1. Alat tradisional untuk memanen padi
 

     Dalam keadaan yang demikian, kekuatan motivasi utama dalam kehidupan para petani ini barangkali bukanlah meningkatkan penghasilan tetapi berusaha untuk bisa mempertahankan kehidupan keluarganya. 

2) Pertanian Tradisional Menuju Pertanian Modern. 

       Mungkin merupakan suatu tindakan yang kurang realistis jika mentransformasikan secara cepat suatu system pertanian yang tradisional ke dalam system pertanian yang modern (komersial). Upaya untuk mengenalkan tanaman perdagangan dalam pertanian tradisional sering mengalami kegagalan dalam membantu petani untuk meningkatkan tingkat kehidupannya. 

       Oleh karena itu, penganekaragaman merupakan suatu langkah pertama yang cukup logis dalam masa transisi dari pertanian tradisional (subsiten) ke pertanian modern (komersial). Pada fase ini tanaman pokok tidak mendominasi produk pertanian lagi. Diversifikasi produk pertanian juga bisa memperkecil dampak kegagalan panen tanaman pokok dan memberikan jaminan kepastian pendapatan yang sebelumnya tidak pernah ada. 

       Keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha untuk menstraformasikan pertanian tradisional tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan kemapuan para petani dalam meningkatkan produktivitasnya, tetapijugatergantung pada kondisi-kondisi social, komersial dan kelembagaan. 

3) Pertanian modern 

        Pertanian modern atau dikenal juga dengan istilah pertanian spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju. Pertanian spesialisasi ini berkembang sebagai respon terhadap dan sejalan dengan pembangunan yang menyeluruh di bidang-bidang lain dalam ekonomi nasional. Salah satunya mengembangkan alat teknologi pertanian yang maju untuk membantu para petani melakukan pekerjaannya.
                                               Gambar 2. Teknologi Mesin Pemanenan Pertanian


        Dalam pertanian modern ( spesialisasi ), pengadaan pangan untuk kebutuhan sendiri dan jumlah surplus yang bisa dijual, bukan lagi merupakan tujuan pokok. Keuntungan ( profit ) komersial murni merupakan ukuran keberhasilan dan hasil maksimum per hektar dari hasil upaya manusia ( irigasi, pupuk, pestisida, bibit unggul dan lain-lain ) dan sumber daya alam merupakan tujuan kegiatan pertanian. Dengan kata lain, produksi diarahkan untuk keperluan pasar.
 
        Jangan lupa guys berikan komentarmu pada artikel ini guna menjadikan artikel yang berkualitas dan bermanfaat bagi semua manusia. Salam Mahasiswa


 
            

 

Wednesday, November 22, 2017

Cara Perbanyakan Cendawan Jamur Trichoderma sp

Cara Perbanyakan Cendawan Jamur Trichoderma sp
    Gue belajar cara perbanyakan ini dari dinas hama dan penyakit pilangkenceng kabupaten madiun. gue waktu belajar cara ini menginginkan berkunjung lagi di Dinas ini. Cendawan Trichoderma sp sangat bermanfaat untuk mengendalikan beberapa penyakit pada tanaman contohnya penyakit layu pada tanaman pisang, tomat, cabe dll). Langsung saja kita bahas cara memperbanyak cendawan ini. Chek it out.

Bahan dan Alat :
1. Alkhohol
2. Jagung
3. Isolat Trichoderma sp
4. Lampu bunsen
5. Sendok teh
6. Plastik
7. Spidol
8. Kotak pemindah/ kotak inokulasi
9. staples

Langkah-Langkah Perbanyakan :
  1. Sterilkan kotak pemindah/ incase, sendok teh, staples, dan tangan dengan alkhohol 70%.
  2. Masukkan media padatan jagung, isolat Trichoderma sp, starter, sendok teh, staples kedalam kotak pemindah, kemudian nyalakan lampu bunsen.
  3. Ambil starter isolate Trichoderma sp sebanyak satu sendok teh dan masukkan kedalam media padat jagung.
  4. Kemudian dekatkan isolat yang sudah dimasukkan ke lampu bunsen. Lalu tutup rapat dengan staples supaya tidak terjadi kontaminasi dengan mikroorganisme tidak menguntungkan.
  5. Tulikan nama cendawan dan tanggal dimulainya perbanyakan pada kantong plastik yang sudah di isi tersebut dengan spidol. Tempatkan pada dan simpan ditempat yang bersih.
  6. Dalam waktu 10-14 hari, apabila seluruh permukaan media jagung telah ditumbuhi atau terpenuhi miselia yang berwarna hijau. Cara tersebut merupakan indikator keberhasilan perbanyakan.
  7. Jika disimpan di ruangan terbuka dapat tahan sampai 3 bulan, dan jika di simpan di lemari es dapat bertahan sampai 6 bulan. Pada gambar 1 adalah cendawan yang berhasil di perbanyak.

                                                    Gambar 1. Hasil Akhir Perbanyakan

      Terimakasih temen-temen sudah berkunjung ke blog gue. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi semua yang menginginkan informasi ini. Tak lupa gue mengucapkan jika ada salah-salah kata maupun ada pembaharuan dalam perbanyakan cendawan Trichoderm sp. monggo berikan komentarmu dimana letaknya ya tentunya di kolom komentar di bagian bawah artikel ini. Salam Mahasiswa.

Tuesday, November 21, 2017

Contoh Makalah Dasar-Dasar Agronomi Tentang Pertumbuhan || Untuk Mahasiswa



Kata Pengantar

          Alhamdulillah segala puji bagi allah SWT. Karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
            Kedua kalinya sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah membawa zaman jahiliyah menuju zaman keislaman seperti sekarang ini.
            Makalah ini kami buat sebagai syarat tugas dari mata pelajaran dasar-dasar agronomi dengan judul “Pertumbuhan Tanaman”. Diharapkan dengan makalah ini dapat menambahkan informasi kepada seluruh manusia dan juga menambah nilai akademis bagi mahasiswa yang telah menyeesaikan makalah ini.  Juga untuk mengembangkan ilmu yang telah diberikan oleh dosen pengampu.
            Terimakasih kami ucapkan kepada kedua orang tua yang telah mendukung penulis untuk membuat makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada doen pengampu yang telah membimbing mahasiswa untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah dasar-dasar agronomi.
            Demikian makalah ini kami buat. Jika ada salah kata kami meminta maaf yang sebesar-besarnya.

                                                                                         Madiun, 31 Oktober 2017



                                                                                         Penulis














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2.  Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
1.3.  Tujuan......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pertumbuhan Tanaman............................................................................. 2
2.2. Proses Fotosintesis...................................................................................................... 3
2.3. Respirasi..................................................................................................................... 6
2.4. Metabolisme............................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................................. 8
3.2. Saran........................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 9

















DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pertumbuhan Pada Kecambah....................................................................... 2
Gambar 2. Proses Fotosintesis......................................................................................... 3



































BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh. Di Indonesia terdapat jenis-jenis tumbuhan yang beraneka ragam. Contohnya pohon yang tadinya kecil kemudian menjadi besar. Hal tersebut terjadi karena adanya salah satunya proses Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Keadaan seperti iklim dan tanah sangat mendukung kelangsungan hidup beraneka tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu kita wajib mensyukuri anugerah Tuhan ini.
Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu tejadi perubahan jumlah dan ukuran.
Untuk itu kami membuat makalah ini dengan judul “Pertumbuhan Tanaman” agar dapat memberikan informasi masyarakat luas tentang hal tersebut. Sehingga dapat bermanfaat bagi manusia.

1.2.      Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan tanaman?
2. Apa yang dimaksud dengan proses fotosintesis?
3. Bagaimana proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan?
4. Apa yang dimaksud dengan respirasi dan metabolisme?

1.3.            Tujuan
2.      Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan tanaman.
3.      Untuk mengetahui pengertian fotosintesis.
4.      Agar mengetahui proses terjadinya fotosintesis pada tumbuhan.
5.      Dapat mengetahui pengertian respirasi dan metabolisme.







BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume  dan jumlah sel yang menyebabkan bertambah besarnya ukuran organisme  dan bersifat irreversibel. ( tidak akan kembali keukuran  semula) karena adanya permbelahan mitosis atau pembesaran sel ,dapat pula disebabkan oleh keduanya.
Pertumbuhan dapat di ukur dan di nyatakan secara kuantitatif, misalnya pengukuran pertambahan panjang, lebar,atau luas dan dapat pula di ukur pertambahan volume, masa, berat. Setiap parameter ini menggambarkan sesuatu yang berbeda dan jarang adanya hubungan sederhana antara mereka dalam organisme yang sedang tumbuh. Hal ini di sebabkan pertumbuhan seering terjadi dalam arah dan kadar cepat yang berbeda yakni satu sama lain tidak ada keterkaitan, sehingga perbandingan linier antara luas dan volume tidak terjadi pada waktu yang bersamaan.
Pada perkecambahan biji terdapat pertumbuhan yang signifikan, pada awalnya terjadi penyerapan air  yang dapat di ikuti oleh pertumbuhan yang nyata, selanjutnya terjadi pertambahan volume dan berat basah, tetapi tidak demikian dengan bera keringmya. Bersamaan dengan itu kecambah bertambah mencolok dalam panjang (tumbuh), tetapi terjadi pengurangan dalam berat keringnya. Pertambahan ukuran dapat terjadi karena adanya penyerapan air yang bersifat permanen atau sementara.


pertumbuhan tanaman.jpg
 







Gambar 1. Pertumbuhan Pada Kecambah
Produksi suatu tanaman ditentukan oleh kegiatan yang berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman. Bahan kering adalah penumpukan fotosintat pada sel dan jaringan. Fotosinat atau hasil bersih fotosintesis adalah hasil dari produksi energy dengan penurunan energy akibat pemanasan. Pemupukan fotosintat dapat berupa buah, biji, daun dan batang.
2.2. Proses Fotosintesis
Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia pembentukkan zat makanan seperti  karbohidrat yang dilakukan oleh tanaman. terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berkalori tinggi, makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.


fotosintesis-tumbuhan.jpg
 








Gambar 2. Proses Fotosintesis Pada Tumbuhan
Organisme fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka dapat membuat makanannya sendiri. Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis dilakukan dengan memanfaatkan karbondioksida dan air serta menghasilkan produk buangan oksigen. Fotosintesis sangat penting bagi semua kehidupan aerobik di Bumi karena selain untuk menjaga tingkat normal oksigen di atmosfer, fotosintesis juga merupakan sumber energi bagi hampir semua kehidupan di Bumi, baik secara langsung (melalui produksi primer) maupun tidak langsung (sebagai sumber utama energi dalam makanan mereka), kecuali pada organisme kemoautotrof yang hidup di bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut yang dalam. Tingkat penyerapan energi oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu sekitar 100 terawatt, atau kira-kira enam kali lebih besar daripada konsumsi energi peradaban manusia. Selain energi, fotosintesis juga menjadi sumber karbon bagi semua senyawa organik dalam tubuh organisme. Fotosintesis mengubah sekitar 100–115 petagram karbon menjadi biomassa setiap tahunnya.
Meskipun fotosintesis dapat berlangsung dalam berbagai cara pada berbagai spesies, beberapa cirinya selalu sama. Misalnya, prosesnya selalu dimulai dengan energi cahaya diserap oleh protein berklorofil yang disebut pusat reaksi fotosintesis. Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di dalam organel yang disebut kloroplas, sedangkan pada bakteri, protein ini tersimpan pada membran plasma. Sebagian dari energi cahaya yang dikumpulkan oleh klorofil disimpan dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Sisa energinya digunakan untuk memisahkan elektron dari zat seperti air. Elektron ini digunakan dalam reaksi yang mengubah karbondioksia menjadi senyawa organik.
Pada tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi yang disebut siklus Calvin, namun rangkaian reaksi yang berbeda ditemukan pada beberapa bakteri, misalnya siklus Krebs terbalik pada Chlorobium. Banyak organisme fotosintesis memiliki adaptasi yang mengonsentrasikan atau menyimpan karbondioksida. Ini membantu mengurangi proses boros yang disebut fotorespirasi yang dapat menghabiskan sebagian dari gula yang dihasilkan selama fotosintesis.
Organisme fotosintesis pertama kemungkinan berevolusi sekitar 3.500 juta tahun silam, pada masa awal sejarah evolusi kehidupan ketika semua bentuk kehidupan di Bumi merupakan mikroorganisme dan atmosfer memiliki sejumlah besar karbondioksida. Makhluk hidup ketika itu sangat mungkin memanfaatkan hidrogen atau hidrogen sulfida bukan air sebagai sumber elektron. Cyanobacteria muncul kemudian, sekitar 3.000 juta tahun silam, dan secara drastis mengubah Bumi ketika mereka mulai mengoksigenkan atmosfer pada sekitar 2.400 juta tahun silam. Atmosfer baru ini memungkinkan evolusi kehidupan kompleks seperi protista. Pada akhirnya, tidak kurang dari satu miliar tahun silam, salah satu protista membentuk hubungan simbiosis dengan satu cyanobacteria dan menghasilkan nenek moyang dari seluruh tumbuhan dan alga. Kloroplas pada Tumbuhan modern merupakan keturunan dari cyanobacteria yang bersimbiosis ini.
1.      Reaksi tergantung cahaya (terang)
Tahap pertama fotosintesis adalah reaksi tergantung cahaya. Reaksi ini berlangsung pada membran tilakoid di dalam kloroplas. Selama ini energi cahaya panggung diubah menjadi ATP (energi kimia) dan NADPH (mengurangi daya).
Cahaya diserap oleh dua fotosistem yang disebut fotosistem I dan fotosistem II. Protein kompleks ini mengandung molekul cahaya klorofil dan pigmen aksesori yang disebut antena kompleks. Fotosistem juga dilengkapi dengan reaksi pusat. Ini adalah protein kompleks dan pigmen yang bertanggung jawab dalam konversi energi. Klorofil a pada molekul fotosistem I menyerap cahaya dengan panjang gelombang puncak 700 nm dan disebut molekul P700. Klorofil a molekul fotosistem II menyerap cahaya dengan panjang gelombang puncak 68O nm dan disebut molekul P68O.
Reaksi tergantung cahaya dimulai pada fotosistem II. Ketika sebuah foton cahaya yang diserap oleh molekul klorofil a (P68O) di pusat reaksi fotosistem II, sebuah elektron dalam molekul P68O menjadi lebih tinggi dari energi. Elektron menjadi tidak stabil dan dilepaskan lalu ditransfer dari satu molekul P68O ke yang lain dalam rantai pembawa elektron disebut rantai transpor elektron (ETC). Molekul P68O menjadi bermuatan positif pada kehilangan elektron.
Elektron yang hilang diganti dengan cara pemisahan air dengan cahaya dalam proses tersebut yang disebut fotolisis. Air digunakan sebagai donor elektron dalam fotosintesis oksigenik dan dibagi menjadi elektron (e), ion hidrogen (H +, proton) dan oksigen (O2). Ion hidrogen dibawa ke ATP dan digunakan untuk menyediakan energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan ADP untuk menghasilkan ATP. Oksigen dilepaskan ke udara sebagai produk sampingan dari fotosintesis.
Proses di mana ATP dibuat menggunakan energi matahari disebut Fotofosforilasi. Jenis fotofosforilasi digunakan oleh tanaman dan Cyanobacteria disebut fotofosforilasi nonsiklik. Ini tidak hanya fotosistem II, tetapi juga fotosistem I.
Elektron dari fotosistem II diteruskan ke sitokrom b6-f kompleks dan untuk fotosistem I. Lagi, menerima energi dari foton cahaya yang diserap oleh klorofil molekul (P700). Elektron dibawa oleh rantai transpor elektron (ETC) ke NADP reduktase, yang merupakan akseptor elektron terakhir. Pada titik ini energi yang digunakan untuk menghasilkan NADPH.
2.      Reaksi tidak tergantung cahaya (gelap)
Tahap kedua dari fotosintesis adalah reaksi tidak tergantung cahaya. Nama lain yang sering diberikan untuk reaksi ini adalah Siklus Calvin-Benson. Hal ini terjadi di stroma dari kloroplas. Selama ini energi reaksi dari ATP dan NADPH digunakan untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat seperti glukosa.
Satu molekul karbon dioksida bereaksi dengan gula 5-karbon yang disebut ribulosa bifosfat (RuBP). Reaksi ini menghasilkan gula 6 karbon stabil yang segera dipecah untuk membentuk dua gula 3-karbon yang dikenal sebagai 3 phosphoglycerate (3PGA).
Tiga gula phosphoglycerate diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat (G3P) menggunakan energi dari ATP dan kekuatan mengurangi dari NADPH. Sebagian besar G3P yang dihasilkan digunakan untuk membuat RuBP yang kemudian digunakan untuk memulai siklus Calvin-Benson lagi. Beberapa G3P, bagaimanapun, digunakan untuk membuat glukosa pada tanaman yang digunakan sebagai sumber energi.

2.3.  Respirasi
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam mitokondria.
2.4.  Metabolisme
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat seluler. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
1.       katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi
  1. anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Peristiwa fotosintesis dan respirasi dalam jaringan tanaman dapat dipandang sebagai bagian dari metabolism tanaman hijau. Sintesa bahan organic pada fotosintesis yang melibatkan air, hara dan energy cahaya matahari disebut dengan anabolisme. Sedangkan perombakan bahan organic yang terbentuk pada proses fotosintesis disebut katabolisme. Katabolisme berlangsung pada proses respirasi untuk memperoleh energy. Anabolisme dan katabolisme kedua-duanya disebut dengan metabolisme.
Ada dua metabolisme yang harus dibedakan, yaitu metabolisme nitrogen dan metabolisme karbohidrat tanaman hijau yaitu autotrop. Metabolisme nitrogen sangat dipengaruhi oleh lingkungan tanaman, seperti kesuburan tanah dan pemupukan. Metabolisme karbohidrat terbatas pada proses pembentukan karbohidrat dan perombakannya. Metabolisme nitrogen, selain di pengaruhi oleh proses diatasjuga disertai oleh pengikatan nitrogen dan simbiosenya pada tanaman kacang-kacangan.
Metabolisme karbohidrat dan metabolisme nitrogen berhubungan errat, kedua proses tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan besar pada lingkungan tanaman, seperti pemupukan berat, berkurangnya intensitas cahaya atau kekeringan. Pengaruhnya pada kedua prose situ tercemin pada perubahan pola pertumbuhan dan produksi tanaman.






BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pertumbuhan, fotosintesis, respirasi dan metabolisme sangatlah erat hungannya. Keempat point tersebut memiliki pengertian masing-masing. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume  dan jumlah sel yang menyebabkan bertambah besarnya ukuran organisme  dan bersifat irreversibel. ( tidak akan kembali keukuran  semula) karena adanya permbelahan mitosis atau pembesaran sel ,dapat pula disebabkan oleh keduanya.
Sedangkan fotosintesis merupakan suatu proses biokimia pembentukkan zat makanan seperti  karbohidrat yang dilakukan oleh tanaman. terutama tumbuhan yang mengandung zat hijau daun atau klorofil.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup.
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat seluler. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
3.2. Saran
1. Dengan di bentuknya makalah ini kami sebagai penulis berharap kita semua dapat lebih menghargai seberapa pentingnya tumbuhan bagi kehidupan kita.
2. Mengembangkan ilmu yang ada di makalah ini hingga bisa efektif terhadap pembelajaran maupun tugas yang diberikan oleh dosen atau guru.












DAFTAR PUSTAKA
Sari, Maya.2015.https://dosenbiologi.com/tumbuhan/proses-fotosintesis-pada-tumbuhan. Di akses pada tanggan 30 Oktober 2017.
Salisbury,Frank B. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penerbit ITB  .Bandung. 1995.
Wikipedia.2017.https://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis. Di akses pada tanggal 30 Oktober 2017.
Wikipedia.2017.https://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi. Di akses pada tanggal 30 Oktober 2017.
Wikipedia.2017.https://id.wikipedia.org/wiki/Metabolisme. Di akses pada tanggal 30 Oktober 2017.
Basri J.,Hasan.1987. Dasar-dasar Agronomi.Rajawali